Crypto sebagai mata uang digital tidak diberlakukan sama oleh semua negara. Perbedaan ini tidak hanya mempengaruhi investor lokal, tetapi juga berdampak pada peran suatu negara dalam ekonomi global sebagai pusat inovasi dan sumber investasi lintas negara.
Negara yang ramah crypto menjadi pusat regulasi yang mendorong penerimaan dan tata kelola blockchain, memungkinkan investor, pebisnis, dan developer untuk berkembang di negaranya. Simak lebih lanjut untuk mempelajari negara-negara tersebut.
Mengapa Negara Menjadi Ramah Crypto dalam Konteks Ekonomi Global

Sebelum melangkah lebih jauh, sebaiknya pahami dahulu apa yang membuat negara itu dikategorikan sebagai negara yang ramah crypto.
Berdasarkan Laporan Negara-Negara Ramah Kripto Global oleh Global Intelligence Unit, parameter negara ramah crypto terdiri dari 13 indikator utama yang dikelompokkan menjadi lima sub-indeks tematik
Di antaranya yaitu regulatory landscape, economic environment, attractiveness and public adoptions, tech and innovation, dan green transition and governance.
Semua indikator tersebut, artinya adalah negara menjamin kemudahan bagi investor lokal maupun asing dalam segala aktivitas mata uang digital di negaranya.
Mulai dari kejelasan regulasi, sistem pajak yang menguntungkan, infrastruktur keuangan yang kuat, dan pemerintah yang sadar akan pentingnya crypto dalam ekonomi global di masa depan sehingga melakukan langkah-langkah yang inovatif.
3 Negara Paling Ramah Crypto
Anda sudah memahami mengapa suatu negara disebut ramah crypto. Negara-negara ini memainkan peran utama dalam ekonomi digital global, karena menjadi pusat inovasi blockchain.
Sekarang mari simak bersama 3 negara ‘crypto-friendly’ berdasarkan laporan dari Global Intelligence Unit.
1. Swiss
Swiss berada di peringkat pertama yang memperoleh nilai keseluruhan sebesar 94.01/100. Pada tahun 2018, Swiss menjadi pelopor yang mengizinkan perusahaan crypto untuk membuka rekening bisnis.
Langkah ini menjadikan Swiss sebagai pusat inovasi yang berperan penting dalam ekonomi global.
Kanton Zug telah menjadi pusat startup di Swiss, yang dikenal juga dengan ‘lembah kripto’. Zug menjadi wilayah pertama yang menerima metode pembayaran melalui Bitcoin.
Selain itu, di wilayah bagian ini juga menawarkan bebas pajak atas aset digital sehingga menggaet banyak pelaku crypto yang memimpikan surga pajak crypto.
2. Singapura
Di peringkat kedua ada Singapura dengan perolehan nilai keseluruhan sebanyak 91,50/100.
Singapura menjadi negara paling menonjol di Asia Tenggara bagi para investor atau pebisnis crypto karena pendekatannya yang pro-inovasi, regulasi yang menguntungkan, dan stabilitas ekonomi yang tinggi, membuatnya menonjol dalam konteks ekonomi global.
Dalam hal ini, Badan Otoritas Moneter Singapura mendukung pertumbuhan industri mata uang digital dengan menerapkan beberapa langkah, seperti anti pencucian uang dan anti pendanaan terorisme.
Langkah-langkah tersebut memberikan rasa aman bagi pelaku crypto di Singapura.
3. Uni Emirat Arab
Uni Emirat Arab menjadi negara paling ramah ketiga dengan nilai keseluruhan 90,66/100, berkat kejelasan regulasi, ekonomi yang stabil, dan pemerintah yang proaktif.
Negara ini memiliki beberapa badan yang mengatur segala aktivitas crypto, seperti Badan Otoritas Pengatur Aset Virtual dan Badan Otoritas Sekuritas dan komoditas, yang meningkatkan keamanan dan kemudahan para pelaku mata uang digital.
Negara Ramah Crypto Penunjang Kelancaran Investasi dalam Ekonomi Global
Setelah membaca artikel ini, Anda telah mengetahui fakta bahwa ketiga negara di atas, berdasarkan penilaian komprehensif Global Intelligence Unit, meraih predikat negara paling ramah crypto secara global.
Semua regulasi serta infrastruktur yang disediakan negara-negara tersebut akan menjamin keuntungan, keamanan, dan kemudahan bagi investor lokal maupun asing dalam melakukan aktivitas dengan crypto. Sehingga, negara-negara ini berperan signifikan dalam ekonomi global, terutama dalam konteks mata uang digital.