Sains

Proses Terbentuknya Awan, Jenis, dan Arah Gerak

Published

on

Saat sedang berada di luar ruangan dan menatap ke atas, maka sekumpulan awan di langit nan luas akan menjadi pemandangan utama yang kamu lihat. Pernahkah kamu penasaran proses terbentuknya awan itu seperti apa? Jika diperhatikan, bentuk-bentuk awan juga aneka macam, bukan?

Nah, masing-masing bentuk awan ternyata punya nama lho! Selain itu, wwan-awan yang ada di langit bukan hanya diam tapi terus-menerus bergerak. Kira-kira, kemana ya arah geraknya? Jawaban dari berbagai pertanyaan tersebut akan temukan pada artikel di bawah ini. Baca sampai habis ya!

Apa Itu Awan?

Sebelum membahas lebih tentang proses terbentuknya awan dan jenis-jenisnya, pertama kamu perlu paham dulu nih apa itu awan. Jika dilihat dari jauh, awan mungkin terlihat seperti sekumpulan kabut atau asap yang sangat tebal. Bagi sebagian orang, awan bahkan tampak seperti permen kapas berukuran besar.

Kedua khayalan di atas ternyata salah lho. Sebab, awan sebenarnya merupakan kumpulan dari partikel air, yang wujudnya bisa berupa tetes-tetes air atau pun butiran es. Disebut partikel karena ukurannya yang sangat kecil, dan inilah yang membuatnya dapat melayang di atmosfer.

Jika jumlahnya nanti sudah terlalu banyak, barulah partikel-partikel tadi akan turun ke permukaan Bumi dalam bentuk tetes-tetes air hujan atau salju. Lantas, dari mana asal partikel air tadi? Jawabannya adalah dari proses penguapan air yang ada di permukaan Bumi, seperti sungai, bendungan, danau, dan laut.

Proses Terbentuknya Awan

Proses dari terciptanya awan dimulai dari adanya penguapan pada air-air yang ada di atas tanah. Penguapan ini sendiri terjadi karena suhu yang memanas di daratan, dan penyebabnya adalah sinar Matahari. Proses selanjutnya adalah di bawah ini:

  • Air yang telah berubah menjadi uap air tadi akan mengembang secara adiabatik. Penyebabnya adalah tekanan udara di bagian atas tidak lebih besar daripada tekanan udara di bawah.
  • Ketika uap air telah mencapai ketinggian tertentu, maka suhunya akan berubah menjadi lebih rendah. Hal ini menyebabkan uap air berubah menjadi embun. Wujudnya pun turut berubah menjadi tetesan air. Jika dalam ilmu Fisika, peristiwa ini dikenal dengan istilah kondensasi.
  • Nah, hasil dari kondensasi tadilah yang kamu lihat sebagai awan. Semakin banyak titik-titik air di atmosfer, maka semakin besar juga nih ukuran awan yang ada di langit.
  • Jika awan-awan tersebut mendapat sinar matahari yang cukup, maka tetesan airnya akan menguap dan hilang begitu saja.
  • Tapi, saat suhu di sekitar awan konstan (tetap), atau ketika awan tidak mendapat banyak sinar matahari, maka awan akan berubah menjadi tetesan air hujan. Mengapa tetesan tersebut jatuh ke permukaan Bumi? Jawabannya adalah karena Bumi memiliki gaya gravitasi.

Jenis-jenis Awan

Meskipun sekilas awan-awan di langit tampak sama, tapi sebenarnya mereka berbeda lho! Awan dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan sejumlah kategori seperti di bawah ini:

1. Berdasarkan Bentuk Permukaan

  • Awan Stratus
    Bukan sembarang nama, rupanya “Stratus” berasal dari bahasa Yunani yang bermakna “Lapisan”. Jadi, awan stratus adalah awan yang berlapis-lapis.
    Ciri khas lainnya adalah berwarna gelap yang berkisar dari abu-abu tua hingga hampir hitam. Awan jenis ini cenderung punya persebaran yang rata secara horizontal dan berlapis, yang kadang bisa bikin orang awam bingung mana awan dan mana langit.
  • Cumulus
    Masih berasal dari bahasa Yunani, “Cumulus” bermakna “bertumpuk”. Karakteristik dari awan ini adalah berupa gumpalan kapas warna putih yang bertumpuk, dan punya pergerakan secara vertikal. Bentuk khasnya adalah bulat dan sering terlihat saat awal musim hujan.
  • Cirrus
    Cirrus merupakan bahasa Yunani yang berarti “helaian rambut ikal”. Diberi nama seperti ini karena awan Cirrus memang punya bentuk mirip goresan halus seperti rambut, yang disebabkan oleh angin.
  • Nimbus
    Jenis awan terakhir ini paling sering terlihat saat musim hujan. Ciri khasnya adalah tebal, kehitaman, dan bisa menyebabkan hujan. Biasanya orang awam mengenal jenis awan ini dengan sebutan “mendung” yang menandakan akan segera hujan.

2. Berdasarkan Ketinggian

  • Awan rendah (ketinggiannya tidak sampai 2 km dari permukaan tanah).
  • Awan sedang / tengah (ketinggiannya berkisar dari 2-6 km dari permukaan tanah).
  • Awan tinggi (6-12 km dari permukaan tanah).

3. Awan Vertikal

Selain sederet jenis awan di atas, ada juga nih awan vertikal, yang tercipta dari proses pendinginan adiabatik. Jenis awan ini dikenal juga dengan awan hujan, yang biasanya tampak menjulang tegas hingga lapisan Troposfer. Awan ini memang berciri khas terus naik dan dengan bentuk yang terus mengembang.

Arah Gerak Awan

Mungkin sudah banyak yang tahu bahwa awan digerakkan oleh angin, sehingga banyak yang mengira bahwa awan bergerak ke timur, utara, selatan, dan barat. Tapi faktanya, awan justru bergerak ke bawah alias jatuh.

Hal ini karena adanya gravitasi, yang membuat awan tidak hanya bisa melayang di udara tapi sebenarnya juga perlahan jatuh. Tapi saat daratan mengalami panas akibat matahari, maka awan yang bergerak turun tadi bisa kembali terdorong ke atas lho.

Kesimpulannya, proses terbentuknya awan dimulai dari penguapan air di permukaan Bumi yang kemudian naik ke atas dan menggantung di atmosfer. Jika sudah berat, maka awan akan turun sebagai tetes-tetes hujan.

Trending

Exit mobile version