Sejarah

5 Fakta Menarik Gedung Sate, Saksi Bisu Sejarah Indonesia

Published

on

Untuk mengenang sejarah Indonesia, tidak harus selalu melalui buku. Anda juga bisa coba mengunjungi salah satu bangunan yang mengandung cerita bersejarah di Indonesia. Salah satunya yaitu Gedung Sate yang terletak di Bandung.

Gedung Sate merupakan bangunan ikonik Kota Bandung, Jawa Barat. Hingga saat ini, bangunan tersebut telah berdiri lebih dari 100 tahun. Dengan usianya yang panjang, tentu gedung ini menyimpan banyak fakta menarik yang mungkin belum Anda ketahui.

Bangunan Ikonik Bandung Gedung Sate Menjadi Bukti Sejarah Indonesia

Gedung Sate merupakan saksi bisu perjalanan sejarah kota Bandung, mulai dari masa penjajahan Belanda hingga kemerdekaan Indonesia. Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang Gedung Sate yang mungkin belum Anda ketahui:

  • Gedung Sate adalah Bangunan Proyek Pemindahan Ibu Kota

    Gedung Sate dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda, tepatnya pada tahun 1920. Bangunan ini merupakan salah satu bangunan yang masuk dalam proyek pemindahan ibu kota dari Batavia (Jakarta) ke Bandung.

    Pada saat itu, iklim Kota Bandung dinilai lebih sejuk dan nyaman daripada Batavia. Selain itu, Bandung juga memiliki lokasi yang strategis, yaitu di tengah-tengah Pulau Jawa. Namun, proyek pemindahan ibu kota tersebut akhirnya dibatalkan. Gedung Sate pun tetap menjadi bangunan pemerintahan di Bandung.

  • Memiliki Arsitektur Indo-Eropa

    Arsitektur Gedung Sate merupakan perpaduan antara gaya arsitektur Timur dan Barat. Gaya arsitektur Timur terlihat dari penggunaan ornamen-ornamen khas Nusantara, seperti ornamen sulur-suluran dan relief.

    Sedangkan gaya arsitektur Barat terlihat dari penggunaan pilar-pilar dan relung-relung bergaya Eropa. Ir. J. Gerber, seorang arsitek Belanda adalah perancang gedung ini. Tentunya dengan masukan dari maestro arsitek Belanda Dr. Hendrik Petrus Berlage.

  • Bentuk Atap Bermakna Filosofis

    Atap Gedung Sate berbentuk limas yang diapit oleh enam buah tiang. Bentuk ini memiliki makna sejarah Indonesia, yaitu melambangkan lima sila Pancasila dan enam provinsi di Indonesia yang pernah menjadi bagian dari Hindia Belanda. Selain itu, bentuk atap ini juga melambangkan gunungan wayang, yang merupakan simbol dari kejayaan dan keagungan.

  • Tahan Gempa

    Gedung Sate dirancang menggunakan persendian dengan jumlah banyak. Hal ini membuat gedung ini dapat tahan gempa hingga 9 SR. Jadi, tidak heran jika bangunan ini masih berdiri kokoh hingga saat ini. Gedung Sate juga memiliki sistem drainase yang baik. Sistem drainase ini berfungsi untuk mencegah air hujan menggenang di area gedung.

  • Peletakan Batu Pertama oleh Anak Kecil

    Sebelum populer dengan nama Gedung Sate, bangunan ini memiliki nama Gouverments Bedrijven atau GB. Rencana pembangunannya dimulai sejak tahun 1907, tapi pembangunan baru terlaksana pada 27 Juli 1920. Uniknya, peletakan batu pertama dilakukan oleh dua anak gadis Roelofsen en Coops. Hal ini dilakukan sebagai simbol kerja sama antara pusat dan kota.

    Dalam prosesnya, pembangunan Gedung Sate melibatkan 2000 tenaga kerja. 150 orang di antaranya merupakan pemahat batu nisan berkebangsaan China. Sementara itu, tenaga kerja lainnya terdiri dari tukang batu dan kuli kasar yang merupakan warga sekitar Kota Bandung. Pembangunan ini berlangsung selama 4 tahun dan memakan biaya sebanyak 6 juta gulden.

Itulah 5 fakta menarik tentang Gedung Sate Bandung yang belum diketahui banyak orang. Bila penasaran, Anda bisa mengunjungi saksi bisu sejarah Indonesia ini di Kota Bandung. Tepatnya, di Jalan Diponegoro Nomor 22, Citarum, Bandung Wetan, Kota Bandung,

Trending

Exit mobile version