Connect with us

Ekonomi

Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasi Resesi Ekonomi Global!

Published

on

Istilah resesi ekonomi tentu tidak asing bagi Anda. Salah satu istilah dalam ekonomi global ini memiliki definisi sebagai kondisi saat perekonomian sebagian negara di dunia mengalami pertumbuhan negatif dalam kurun waktu yang lama dan stagnan.

Di dalam kata lain, resesi ekonomi artinya kontraksi besar-besaran pada aspek suatu negara yang juga dapat berimbas pada negara lainnya. Lalu, apa penyebab resesi ekonomi? Selain itu, bagaimana cara mengatasinya? Simak pembahasan lengkapnya berikut ini!

Penyebab Resesi Ekonomi Global

Menjadi suatu periode berupa ancaman terhadap perekonomian suatu negara, resesi juga menjadi momok menakutkan bagi suatu negara. Ada beberapa faktor penyebab resesi dapat terjadi pada suatu negara, yaitu:

Inflasi dan Deflasi Berlebihan

Kondisi inflasi dan deflasi yang berlebihan menjadi penyebab utama suatu negara mengalami resesi. Inflasi merupakan kondisi peningkatan harga yang terus-menerus tanpa diimbangi dengan daya beli yang juga tinggi.

Sedangkan, deflasi merupakan kondisi harga produk yang turun dari waktu ke waktu. Jika keduanya berlangsung secara lama dan berlebihan, tentu hal ini dapat memicu resesi.

Tingkat Produksi dan Konsumsi Tak Seimbang

Dasar pertumbuhan ekonomi yang positif suatu negara adalah tingkat produksi dan konsumsi yang seimbang. Namun, jika kondisi sebaliknya terjadi maka resesi akan dapat terjadi. Misal, tingginya tingkat produksi tapi tidak dibarengi dengan konsumsi masyarakat yang tinggi, maka hal ini menjadi bencana.

Nilai Impor Lebih Tinggi Dibandingkan Ekspor

Dampak lain dari tidak seimbangnya produksi dan konsumsi, tentu tingkat impor dan ekspor juga tidak seimbang. Berbagai aspek ekonomi saling terkait yang mana jika salah satu aspeknya tidak berjalan positif, maka akan berdampak buruk bagi aspek lainnya,

Nilai impor yang lebih besar mengindikasikan bahwa suatu negara tidak dapat memproduksi kebutuhannya sendiri. Jika hal ini berlangsung terus-menerus, maka dampaknya akan buruk dan dapat menyebabkan resesi ekonomi global.

Tingginya Tingkat Pengangguran

Perlu Anda ketahui bahwa tenaga kerja menjadi salah satu faktor vital yang menjadi penggerak perekonomian suatu negara. Namun, jika suatu negara memiliki tingkat pengangguran lebih tinggi dibandingkan yang bekerja, tentu hal ini dapat berakibat buruk.

Tingkat pengangguran yang tinggi akan berdampak buruk tidak hanya dalam aspek ekonomi. Aspek sosial dan keamanan juga dapat terancam jika suatu negara tidak mampu menciptakan tenaga kerja yang berkualitas.

Cara Mengatasi Resesi Ekonomi Dunia

Walaupun Indonesia memiliki potensi yang cukup kecil terdampak resesi. Namun, tidak ada salahnya jika Anda mengetahui cara untuk mengatasi kondisi terburuknya. Berikut ini cara mengatasi resesi, yaitu:

  • Investasi dan Menabung
    Cara pertama untuk menghadapi resesi adalah berinvestasi dan menabung. Hal ini bertujuan agar keuangan Anda menguat ketika terjadi kondisi-kondisi ekonomi yang tidak stabil. Selain itu, Anda juga dapat menyiapkan dana darurat sejak dini.
  • Bantu Tingkatkan UMKM
    Mendukung UMKM menjadi salah satu cara jitu mencegah resesi terjadi. Membantu UMKM sama saja dengan membantu pemerintah untuk meningkatkan kembali aspek produksi dan konsumsi dalam negeri, yang mana dapat menunjang perekonomian dalam negeri.
    Sebagai masyarakat, cara membantu tingkatkan UMKM adalah dengan membeli produk dalam negeri hasil UMKM. Tujuannya, agar nilai produksi dan konsumsi dapat seimbang dan memperbaiki kondisi ekonomi suatu negara.
  • Atur Keuangan dengan Baik
    Cara terakhir yang tidak kalah penting adalah mengatur keuangan Anda dengan bijak. Hal ini menjadi hal utama yang dapat Anda lakukan ketika menghadapi resesi ekonomi. Selalu menggunakan uang untuk kebutuhan sehari-hari dan meminimalisasi perilaku konsumtif dapat menyelamatkan Anda dari berbagai ancaman ekonomi.

Kesimpulannya, kondisi resesi ekonomi global merupakan kondisi yang dapat dialami suatu negara namun dapat juga berdampak pada perekonomian dunia. Indonesia memang masih aman dari resesi, namun tidak ada salahnya jika Anda mengetahui informasi di atas sebagai salah satu cara pencegahan yang dapat dilakukan.

Continue Reading

Ekonomi

8 Negara dengan Utang Paling Rendah dalam Ekonomi Global

Published

on

Dalam ekonomi global, sederet negara ini ternyata memiliki nilai utang terendah.

Membahas ekonomi global, saat ini isu mengenai utang negara kerap kali menjadi perhatian publik. Dalam sebuah pemerintahan, utang menjadi salah satu sektor pembiayaan yang dapat diandalkan untuk menambal kekurangan pendapatan suatu negara.

Hal ini terjadi akibat penghasilan negara yang masih belum bisa memenuhi kebutuhan belanja yang biasanya meningkat. Kondisi ini dapat dipengaruhi oleh kebutuhan belanja yang cukup produktif, seperti pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, infrastruktur, dan masih banyak lagi. Meskipun demikian, ternyata ada negara dengan utang terendah, lho!

8 Negara dengan Utang Paling Rendah dalam Ekonomi Global

Bahkan ada yang sampai 0%. Negara mana saja? Berikut daftarnya!

Berdasarkan data dari IMF atau International Monetary Fund, negara yang memiliki utang terendah pada tahun 2023 lalu yaitu:

1. Macau (0%)

Macau merupakan sebuah negara kecil di dekat China. Negara ini mampu menghasilkan pendapatan hingga USD 40 miliar per tahun pada 2023. Angka tersebut meningkat 19% dari sebelumnya. Menurut data dari IMF, jumlah utang pemerintah Makau dalam 15 tahun terakhir yaitu 0%.

2. Brunei Darussalam (1,9-2%)

Brunei Darussalam memiliki rasio utang PDB sekitar 1,9-2% saja. Artinya, utang negara ini senilai $0 Miliar, menurut data IMF. Berdasarkan penelitian dari Aaron O’neil, rasio ini akan bisa dipertahankan oleh Brunei hingga tahun 2028.

3. Niue (0%)

Niue merupakan sebuah negara kepulauan yang terletak di Samudera Pasifik Selatan dengan populasi yang sangat minim, yaitu kurang dari 2000 orang. Negara ini berdiri sendiri dan memiliki hubungan bebas dengan beberapa negara, salah satunya Selandia Baru.

Niue menyediakan Rp201,2 miliar dalam bentuk bantuan untuk membantu urusan luar negeri dan juga pertahanan.

4. Liechtenstein (0,5%)

Liechtenstein merupakan sebuah negara paling kecil ke-4 yang ada di kawasan Eropa. Negara ini tidak memiliki garis pantai ataupun bandara. Meskipun demikian, negara ini memiliki kondisi ekonomi yang makmur berkat beberapa industri besar seperti, produk gigi, manufaktur logam, elektronik, farmasi, dan instrumen optik.

5. Singapura (0,3%)

Singapura bisa dikatakan sebagai salah satu pusat keuangan utama di kawasan Asia. Negara ini dipercaya sebagai negara paling makmur di dunia tanpa harus menanggung beban utang publik. Singapura memiliki aset dengan jumlah yang lebih banyak dibandingkan utang. Artinya, secara de facto, negara ini tidak memiliki utang bersih.

6. Palau (0%)

Palau merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari 300 pulau. Namun, populasi penduduk di negara tersebut cukup sedikit, yakni hanya 21.000 orang saja dengan keberagaman etnis yang menarik. Selain itu, penduduk di Palau juga cenderung memiliki hidup yang sejahtera dan makmur.

7. Swiss (42%)

Swiss merupakan sebuah negara yang memiliki keseimbangan dalam metrik ekonomi dan sosial. Memiliki populasi sekitar 9 juta orang, negara ini tidak memiliki sumber daya alam yang memadai, tidak memiliki akses laut, tapi hampir tidak memiliki utang ekonomi global.

Tidak heran bila negara ini dikenal memiliki manajemen keuangan yang baik, fokus jangka panjang, stabilitas, dan supremasi hukum. Dengan utang sebesar 42% dari PDB, negara ini dikelilingi oleh negara dengan utang tertinggi di dunia, seperti Perancis dan Italia.

8. Swedia (37%)

Swedia memiliki utang pemerintahan senilai 37% PDB dengan jumlah penduduk 10,5 juta jiwa. Negara ini merupakan salah satu negara paling kaya di Eropa dan tidak terikat utang ke Bank Dunia.

Negara ini tidak memiliki kekayaan alam yang besar, sehingga kesejahteraannya sangat bergantung pada industri dan pembangunan ekonomi.

Demikian beberapa negara yang memiliki utang terendah dalam ekonomi global. Dari daftar di atas, diketahui bahwa kekayaan alam tidak selalu menjadi sebuah negara memiliki nilai utang yang kecil.

Continue Reading

Ekonomi

Kenali Perbedaan Ekonomi Mikro dan Makro Berikut Ini

Published

on

ekonomi mikro dan makro umumnya memiliki beberapa perbedaan cukup signifikan, yang mana bisa Anda lihat dari berbagai aspek tertentu di dalamnya.

Di Indonesia, umumnya terdapat yang namanya ilmu ekonomi mikro dan makro. Ilmu tersebut, umumnya lebih memfokuskan pada proses analisis serta pemahaman mengenai perilaku ekonomi di dalamnya.

Baik mikro maupun makro, umumnya memiliki perbedaan mendasar dari segi ruang lingkupnya. Akan tetapi, pada pembahasan berikut kami akan menjelaskan sejumlah perbedaan lain yang bisa Anda pahami nantinya.

Perbedaan Antara Ekonomi Mikro dan Makro yang Jarang Orang Ketahui

apa itu ekonomi Mikro dan Makra?

Dalam sistem ekonomi yang terjadi di suatu negara secara keseluruhan, penting bagi seseorang untuk memahami perbedaan antara mikro maupun makro. Pasalnya, keduanya biasanya sering kali dipelajari secara beriringan.

Berkaitan dengan hal tersebut, Anda dapat memahami sejumlah perbedaan ekonomi makro dan mikro dari berbagai aspek. Seperti misalnya definisi/pengertian, para pelaku yang terlibat, skala ekonomi sampai contoh penerapannya.

1. Definisi / Pengertian

Salah satu perbedaan yang bisa dipahami antara ekonomi mikro dan makro, yaitu dari segi definisi / pengertiannya. Khusus mikro, merupakan bidang studi tertentu yang memeriksa segala aktivitas ekonomi di dalamnya.

Baik itu dari pandangan pihak produsen, atau konsumen dengan menetapkan hal-hal tertentu. Seperti misalnya mengenai jumlah, harga sampai dengan alokasi sumber daya produksi di dalamnya.

Berbeda dengan makro, yang merupakan bidang studi khusus untuk meneliti segala aspek kegiatan perekonomian secara menyeluruh. Termasuk di dalamnya menyangkut soal kinerja, perilaku, serta proses pengambilan keputusan ekonomi.

2. Para Pelaku yang Terlibat

Anda dapat melihat perbedaan ekonomi mikro dan makro lainnya mengenai ekonomi mikro maupun, yakni dari segi para pelaku yang terlibat di dalamnya. Keduanya, umumnya memiliki perbedaan cukup signifikan yang bisa dipahami dengan mudah.

Pada mikro, biasanya para pelaku yang terlibat di dalamnya berupa konsumen dan para pelaku usaha saja. Di dalamnya biasanya terdapat aktivitas tertentu seperti jual-beli, bekerja dan lain-lain.

Sementara untuk makro, biasanya para pelaku ekonominya cenderung berskala lebih luas. Beberapa contohnya yakni seperti halnya konsumen, pelaku usaha, pemerintah sampai dengan masyarakat luar negeri.

3. Luas Skala Ekonomi

Perbedaan lain dari ekonomi mikro dan makro, bisa Anda lihat dari segi luas skala aktivitas yang dilakukannya. Dari keduanya, tentunya Anda sudah dapat memperkirakan mengenai luas skala ekonominya masing-masing.

Pada mikro, memiliki luas skala yang terbilang terbatas dan terjadi pada interaksi ekonomi konsumen maupun pelaku usaha saja. Terjadinya interaksi ini berupa perubahan harga, perbandingan penawaran maupun permintaan serta lain-lain.

Sementara untuk makro, luas skala ekonominya biasanya terjadi secara nasional. Hal ini bisa terlihat dari beberapa contoh di dalamnya seperti interaksi antar daerah, kebijakan bunga dan lain sebagainya.

4. Ruang Lingkup

Aspek ruang lingkup juga turut mempengaruhi ekonomi mikro maupun makro yang ada di suatu negara. Jika dilihat dari cabang ilmunya, mikro turut mengkaji perilaku para penjual ataupun pembeli.

Sehingga untuk ruang lingkupnya meliputi semua perilaku pembeli / konsumen dan produsen. Sikap maupun perilaku konsumen dapat dilihat dari penghasilan yang didapatkannya, sementara produsen lewat penawaran produknya.

Berbeda dengan makro yang memiliki ruang lingkung lebih luas. Yang mana, di dalamnya mencakup soal mekanisme bekerjanya perekonomian yang berhubungan dengan faktor produksi secara efisien.

5. Aspek Harga

Baik ekonomi mikro dan makro, memiliki perbedaan lain dari aspek harganya. Sehingga, Anda nantinya akan melihat bagaimana perbedaan di antara keduanya cukup dengan meninjau masalah harganya.

Dalam ekonomi khusus mikro, biasanya harga akan dihubungkan dengan tingkat harga secara keseluruhan. Adapun kondisi peninjauan harga tersebut, biasanya sering kali disebut dengan istilah agregat.

Lain halnya dengan makro, yang mana memiliki peninjauan harga sedikit berbeda dengan sebelumnya. Sebab, disini peninjauan harga dilakukan dari suatu komoditas atau barang-barang tertentu saja.

6. Tujuan Ekonominya

Seseorang dapat melihat aspek pembeda lain dari mikro maupun makro, yakni dari tujuan perekonomiannya. Untuk mikro, biasanya memiliki tujuan tersendiri dalam memahami bagaimana perilaku konsumen serta perusahaan.

Biasanya, hal ini akan sangat mempengaruhi pengambilan keputusan ekonomi ke depannya nanti. Di samping itu, juga dapat berpengaruh pada penetapan harga, jumlah barang serta jasa yang diperdagangkan.

Adapun untuk makro, bertujuan untuk memahami dan menganalisis perubahan ekonomi secara keseluruhan. Di dalamnya menyangkut soal inflasi, tingkat harga, pertumbuhan ekonomi, pendapatan nasional dan lain-lain.

7. Contoh Penerapan

Terakhir, ada perbedaan antara ekonomi mikro dan makro dari segi contoh penerapannya. Ketika Anda mengetahui contoh penerapan dari keduanya, tentunya akan lebih memahami apa yang menjadi pembedanya.

Contoh penerapan pada mikro, yaitu berupa kegiatan transaksi jual-beli, pekerjaan dan lain sebagainya. Sementara untuk makro, umumnya meliputi tindakan pemerintah dalam mengatur kebijakan khusus fiskal.

Seperti halnya kebijakan penetapan suku bunga, pengeluaran pemerintah sampai dengan regulasi pajak. Dari keduanya Anda bisa melihat secara signifikan, perbedaan di antara mikro maupun makro tersebut.

Baik mikro maupun makro, keduanya sama-sama turut mempengaruhi kegiatan perekonomian di suatu negara. Kendati demikian, antara ekonomi mikro dan makro tetap memiliki perbedaan signifikan dari segala aspek.

Continue Reading

Ekonomi

6 Pengaruh Bitcoin terhadap Ekonomi Global

Published

on

Pengaruh Bitcoin

Bitcoin telah memengaruhi ekonomi global sejak diperkenalkan ke publik pada tahun 2009. Tujuan perancangan Bitcoin yang ingin mengubah sistem keuangan tradisional serta menghilangkan perantara keuangan membuat Bitcoin potensial untuk mengubah perekonomian global. Sifat mata uang kripto satu ini mendukung terobosan dalam sistem keuangan global.

Contohnya, Bitcoin berbentuk mata uang digital yang terdesentralisasi. Selain itu, Bitcoin juga dapat Anda simpan dalam dompet digital sehingga mudah dibawa ke mana pun bersama Anda. Lantas, bagaimana Bitcoin memengaruhi perekonomian global hingga saat ini? Ketahui jawabannya dengan mengikuti uraian berikut!

Dampak Kemunculan Bitcoin Terhadap Ekonomi Global

Pengaruh Bitcoin

Kemunculan Bitcoin memberikan dampak nyata terhadap perekonomian dunia secara global, beberapa di antaranya yaitu:

  1. Menggeser Strategi Investasi Global

    Alokasi Bitcoin ke dalam portofolio berpeluang meningkatkan nilai portofolio. Ini menjadikan banyak investor, baik institusi maupun individu, menambahkan Bitcoin ke dalam portofolio investasi mereka.

    Selain sebagai diversifikasi, upaya tersebut juga demi melindungi aset mereka dari risiko inflasi. Meskipun sebenarnya, terdapat beberapa ahli yang khawatir terhadap keruntuhan Bitcoin yang bisa memicu krisis keuangan global.

  2. Menghilangkan Perantara dalam Bertransaksi

    Secara keseluruhan, Bitcoin dirancang agar transaksi elektronik secara peer-to-peer mungkin dilakukan tanpa harus melibatkan campur tangan perantara sebagai pihak ketiga. Ini tidak seperti mata uang tradisional yang mengharuskan perantara dalam transaksinya.

    Sebaliknya, transaksi dalam Bitcoin divalidasi melalui metode yang terdesentralisasi. Perubahan ini membuat cemas lembaga perbankan. Sebab, kebutuhan akan layanan perbankan lambat laun bisa menghilang. Terlebih dengan kemudahan bertransaksi melalui Bitcoin yang jauh lebih cepat karena tidak perlu melalui banyak perantara.

  3. Meningkatkan Transaksi Luar Negeri

    Saat ini masih banyak masyarakat yang belum memiliki rekening bank, khususnya di negara dengan kondisi ekonomi lemah. Keberadaan Bitcoin dapat melibatkan masyarakat tersebut dengan ekonomi global digital.

    Ini akan menyediakan peluang bagi masyarakat di negara yang belum berkembang agar terhubung dengan ekonomi digital. Mereka hanya memerlukan dompet digital sehingga bisa bertransaksi di mana saja secara global.

  4. Menurunkan Ketergantungan pada Uang Resmi

    Berikutnya, Bitcoin akan menurunkan ketergantungan pada mata uang resmi. Ini mengingat jenisnya yang merupakan mata uang terdesentralisasi. Jadi, Bitcoin tidak akan terpengaruh dari masalah politik maupun ekonomi dunia.

    Tidak seperti mata uang tradisional, yang rentan terpengaruh dengan aspek-aspek tersebut. Maka dari itu, Bitcoin bisa menjadi alternatif uang resmi dengan kecepatan transaksinya yang ideal sebagai metode pembayaran.

  5. Menghapus Hambatan dan Membuka Pasar Baru

    Bitcoin tidak memerlukan institusi pusat untuk penerbitan maupun pembayaran mata uang. Sebab, Bitcoin telah memiliki jaringan transaksi sendiri yang terdesentralisasi secara global. Ini membuka peluang bagi jenis pasar baru di mana tidak terdapat individu ataupun otoritas yang mengendalikan pasar uang. Startup maupun usaha kecil yang ada di seluruh dunia dapat melakukan ICO (Initial Coin Offerings) agar dapat memulai bisnisnya.

  6. Mengubah Metode Pengiriman Uang Internasional

    Keberadaan Bitcoin menjadi game changer dalam industri pengiriman uang internasional. Anda tidak perlu khawatir dengan biaya transaksi bank yang tinggi serta proses yang lambat ketika mengirimkan uang ke luar negeri. Sebab, Bitcoin bisa ditransfer langsung dengan aman ke seluruh dunia.

Enam pengaruh Bitcoin terhadap ekonomi global tersebut cenderung menghadirkan perubahan yang memudahkan transaksi skala internasional. Kegiatan ekonomi seperti investasi hingga pengiriman uang internasional pun jadi lebih efisien dan praktis karena tidak memerlukan perantara.

Continue Reading

Trending